Penyedia Tenaga Listrik
Pembangkit Listrik
Kapasitas pembangkitan listrik PT Krakatau Chandra Energi (PT KCE) mencapai 120 MW dengan teknologi Combined Cycle Power Plant (CCPP) atau umum dikenal sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU). PLTGU ini memiliki dua unit Gas Turbine Generator (GTG), dua unit Heat Recovery Steam Generator (HRSG) dan satu unit Steam Turbine Generator (STG).
Saat proses pembangkitan, PLTGU milik PT KCE ini melalui dua tahap utama, yaitu proses Simple Cycle dan proses Combined Cycle. Dalam proses Simple Cycle, Bahan Bakar Gas dipompakan ke Combustion Chambers bersamaan dengan udara. Di dalam Combustion Chambers terjadi proses pembakaran dan panas yang dihasilkan akan dialirkan untuk menggerakkan Gas Turbine. Generator yang menjadi satu bagian dengan Gas Turbine akan menghasilkan energi listrik untuk disalurkan.
Pada proses Combined Cycle, Gas yang masih memiliki energi tinggi untuk pembangkitan, dipompakan kembali ke HRSG untuk memproduksi Uap bertekanan tinggi. Uap ini kemudian digunakan untuk memutar Steam Turbine. Generator yang menjadi satu bagian dengan Steam Turbine akan menghasilkan energi listrik untuk disalurkan.
Sebagai air penunjang operasi boiler, digunakan air tawar yang telah dimurnikan dalam Water Treatment Plant (WTP). Air inilah yang kemudian akan diubah menjadi uap dan difungsikan sebagai penggerak utama turbin. Air laut yang berada di sisi terluar pabrik, turut dimanfaatkan PT KCE sebagai media pendingin uap sisa penggerak turbin hingga menjadi air kondensat. Selain itu, bahan bakar utama dari PLTGU PT KCE adalah Gas Bumi (Natural Gas).
Sistem Jaringan Distribusi
Secara garis besar, jaringan transmisi dan distribusi milik PT KCE berupa jaringan listrik bawah tanah (underground). Bila hendak dibandingkan dari segi kehandalan, jaringan listrik underground akan lebih mudah dioperasikan daripada jaringan overhead (hantaran udara). Sekitar 95 persen jaringan distribusi PT KCE menggunakan saluran kabel bersistem ring.
Mekanisme distribusi aliran listrik PT KCE bermula dari pembangkitan energi listrik di masing-masing generator sebesar 10,5 kilovolt (kV). Agar dapat tersalur dengan baik, tegangan tersebut kemudian dinaikkan menjadi 150 kV ke rel pembagi (busbar). Dari tiap busbar inilah tegangan yang telah disesuaikan disalurkan ke tiap pelanggan PT KDL mulai dari 30 kV, 20 kV, 6 kV hingga 400 Volt.
PT KCE menjamin kualitas energi listrik yang diproduksi sesuai standar industri. Untuk itu, PT KCE membangun sebuah sistem kompensator untuk menjaga stabilitas tegangan. PT KS sebagai konsumen utama, mendapatkan pemasangan sistem kompensator pada tiap pabriknya.
Interkoneksi dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN)
Awalnya pembangkit PT KCE ini dirancang untuk beroperasi secara mandiri (isolated system). Namun seiring berjalannya waktu, pembangunan pabrik-pabrik baru di Kawasan Industri Krakatau juga terus berkembang. Untuk mengantisipasi hal tersebut PLTGU PT KCE berinterkoneksi dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Jaringan transmisi PT KCE terinterkoneksi dengan jaringan 150 kV PLN melalui Hantaran Udara Tegangan Tinggi (HUTT).
Saat ini kontrak suplai listrik dari PLN sebesar 200 MVA. Sejak Agustus 2003, kontrak suplai ini diperluas dengan perjanjian sinergi pengiriman listrik antara PLN, PT KS, dan PT KCE. Hal ini demi mengimbangi kondisi krisis energi listrik saat Waktu Beban Puncak (WBP). Saat kondisi darurat, jaringan interkoneksi ini akan saling bahu-membahu dalam proses start up pembangkit.
CP Layanan Penyedia Tenaga Listrik PT Krakatau Chandra Energi
Agung Baktiarto (+62 813-2874-7943)